BUDIDAYA LELE

Kamis, 25 Februari 2010

LELE DUMBO

Lele dumbo telah berkembang sangat pesat di Indonesia. Sebagian besar masyarakat menyukai jenis ikan air tawar ini. Lele dumbo yang pada awalnya hanya disukai masyarakat kelas menengah ke bawah kini telah berubah hampir semua lapisan masyarakat kenal dengan menu ikan lele dumbo. Warung pecel lele, lesehan, rumah makan, bahkan restoran sudah menyediakan menu ikan lele.

Penyebaran budidaya lele dumbo terbesar di Pulau Jawa kemudian diikuti Pulau Sumatera, Kalimantan dan pulau-pulau lainnya. Sentra produksi lele dumbo ada di Jawa Timur, Jawa Barat dan Medan dan diikuti sebagian wilayah Jawa Tengah. Konsumen lele dumbo paling banyak tentu saja kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan.

Lele dumbo atau dengan nama lain Clarias gariepinus merupakan salah satu jenis ikan lele yang berasal dari Afrika. Lele dumbo diintroduksi Indonesia dan dikembangkan sejak tahun 1985. Ikan lele ini disebut lele dumbo karena ukurannya yang relatif bongsor atau seperti domba yang unggul barangkali. Ada juga sumber yang menyebutkan bahwa lele dumbo merupakan spesies baru hasil persilangan antara induk betina lele asli Taiwan dan induk pejantan yang berasal dari Afrika.

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI: 01-6484.1-2000) yang diterbitkan Badan Standarisasi Nasional (BSN), kelas induk pokok ikan lele dumbo adalah persilangan spesies Clarias gariepinus x Clarias fuscus. Ikan lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil silangan antara Clarias gariepinus x C. fuscus dan merupakan ikan introduksi yang pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1985.
 


Secara biologis ikan lele dumbo mempunyai kelebihan dibandingkan dengan jenis lele lainnya, antara lain lebih mudah dibudidayakan dan dapat dipijahkan sepanjang tahun, fekunditas telur yang besar serta mempunyai kecepatan tumbuh dan efisiensi pakan yang tinggi.

Pada prinsipnya lele dumbo adalah jenis lele hibrida karena ikan lele ini memiliki keunggulan memiliki pertumbuhan yang cepat, relatif tahan penyakit dan kemudahan teknis budidaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar